Laporan Khusus

Adaptasi Teknologi, Sopir Ini Jadi Pebisnis Beromset Rp500 Juta/Bulan

30-11-2021

Nasib seseorang memang tidak bisa diduga. Kadang harus bersusah payah dengan bekerja keras untuk mengumpulkan pendapatan bulanan, namun hasilnya juga pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sebaliknya, nasib tidak selamanya buruk, jika seseorang jeli melihat peluang di dekatnya yang bisa mengubah hidupnya menjadi lebih baik lagi. Terlebih di era digitalisasi ini, cukup banyak orang sukses berkat memanfaatkan solusi bisnis dengan teknologi.

Satu diantaranya yang sudah dibuktikan Arrizal Dian Eka Puta (27) pemilik toko online Arrizal28 yang memanfaatkan solusi bisnis dari Shopee, aplikasi mobile commerce berbasis marketplace. Warga Sidoarjo, Jawa Timur,  sukses mengelola toko online yang menjual produk aksesoris dan peralatan rumah tangga.

Dengan melakukan digitalisasi bisnis di Shopee, Arrizal mampu mengubah kehidupannya dari seorang sopir antar jemput menjadi pebisnis handal yang jeli melihat peluang untuk menambah pundi-pundi tabungan,  Bahkan sekarang, Arrizal mempunya buyer dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.

Toko offline Arrisal28 berlokasi di Krajan, Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. Bersama 10 karyawannya, Arrizal terus memperbesar bisnis online-nya. Tidak heran dengan digitalisasi bisnis, omzet Arrizal mencapai Rp500 juta per bulan.


Awalnya Toko Online Hanya Sampingan

Kesuksesan Arrizal tidak lepas dari ide untuk membuka toko online sekitar tahun 2015. Ia mencoba peruntungan dengan berjualan barang aksesories variasi sepeda motor karena kebetulan saat itu dirinya masih bekerja sebagai sopir  di toko variasi motor.

“Saya berpikir kenapa tidak saja sambil menyelam minum air karena pekerjaan saya hanya sopir. Lantas saya mencoba memasarkan produk dari tempat saya bekerja di berbagai  marketplace  karena pada saat itu, Shopee masih belum booming. Namun semuanya juga tidak berjalan begitu mulus,”ujar Arrizal.

Karena suatu hal, Arrizal harus mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut. Otomatis, ini juga berdampak bagi kegiatan berjualan online. Singkat cerita, sekitar tahun 2016, dia mendapat pekerjaan kembali sebagai sopir di Surabaya, tepatnya di PT. Warna Warni Media.

Arrizal berpikir dengan menjadi sopir lagi, dirinya bisa kembali berjualan online. Salah satu marketplace yang menurut Arrizal cukup menjanjikan adalah Shopee. Dengan cara mengandalkan gaji yang diterima setiap bulan, Arrizal menyisihkan 50 persen gaji sebagai modal utama untuk pengadaan barang yang akan dijual dengan jenis produk aksesoris dan peralatan rumah tangga. Alasan kenapa dirinya berubah arah yang awalnya berjualan variasi motor beralih ke produk aksesoris dan peralatan rumah tangga? Ini karena setelah Arrizal survei, sebagian besar pengguna atau buyer di marketplace, yang sangat diminati tanpa mengenal musim adalah produk yang berhubungan dengan perempuan. Diantaranya,  kebutuhan alat rumah tangga dan aksesorisnya.

Dari hasil survei itulah, Arrizal memberanikan diri untuk stok barang di rumah, walaupun dengan jumlah yang tidak banyak sekitar 1-2 lusin per jenis produknya karana keterbatasan dana yang ada. "Sebelum membuka toko online, pekerjaan saya memang seorang sopir, karena hanya keahlian tersebut yang saya miliki pada saat itu. Meski demikian, saya tidak pernah pasrah dengan keadaan, dengan cukup menjadi sopir saja. Apalagi saya masih muda, tentunya masih banyak jalan menuju Roma,”tutur Arrizal.

Memilih bisnis toko online, Arrizal hanya berpikiran sederhana saja, kalau punya bisnis toko online, uang hasil bekerja tidak habis dengan percuma. Maklum pekerjaan sebagai sopir hanya sopir untuk antar jemput saja. Jika sampai tujuan, yang dia lakukan cuma menunggu. Di sinilah, konsep sambil menyelam minum air dia jalankan lagi.


Seiring berjalannya waktu, usaha yang  dirintis ternyata semakin pesat dan mulai terasa lebih menjanjikan dari pada pekerjaan utamanya yakni sopir. Meskipun status Arrizal saat itu masih karyawan, tapi Arrizal telah merekrut beberapa karyawan untuk membantu menjalankan toko online.  Pada tahun 2020, akhir Juli, di saat wabah COVID-19 lagi gencar-gencarnya, Arrizal memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan karena beberapa faktor. Satu diantaranya, ia berpikir ingin bekerja di rumah karena meminimalisir dan menghindari kontak dengan orang lain yang saat itu Surabaya masuk zona merah darurat COVID serta kondisi perusahaan yang tidak stabil.

Alhamdulillah toko online Arrizal tetap berjalan walaupun kondisi ekonomi pada bidang yang lain banyak yang merosot terutama pedagang offline yang disebabkan adanya peraturan PPKM  yang diselenggarakan pemerintah yang membatasi untuk berjualan offline. Dengan adanya kebijakan tersebut malah dirinya merasa sangat diuntungkan karena toko onlinenya justru kebanjiran orderan.

Selama pandemi, usaha Arrizal tetap berjalan dengan semestinya. Bahkan bisa dibilang mengalami peningkatan yang cukup signifikan, karena perubahan perilaku masyarakat seperti belanja maupun transaksi lainnya, yang awalnya offline beralih secara online dan larinya ke online shop.

Meskipun tetap ada beberapa dampak, tapi menurut Arrizal, semua itu bisa tercover dengan bagaimana cara menyikapi kebutuhan konsumen pada saat itu. Ada beberapa contoh barang yang saat itu sedang gencar-gencarnya diburu oleh para konsumen seperti alat kesehatan (masker, hand sanitizer, oxymeter) bahkan obat-obatan dan swab, Arrizal juga menyediakan. Sehingga daya beli konsumen semakin meningkat, karena selain kebutuhan alat kesehatan yang dijadikan kebutuhan utama untuk dibeli, ketika konsumen berkunjung ke toko kita, mereka banyak juga membeli barang yang lainnya juga. Dan disitulah, Arrizal berfikir sudah saatnya untuk  fokus pada usaha yang dia miliki dan mengembangkan menjadi lebih besar lagi.

Arrizal tidak menduga, bisnis toko online yang semula dianggap sebagai bisnis sampingan saja, sebagai penambah aktifitas kesibukan yang lebih positif, justru kini mampu mengangkat derajat hidup Arrizal. Bahkan mampu membuka lapangan kerja buat saudara-saudara dan masyarakat yang tinggal di sekitar toko offline-nya.


Ikut Program Ekspor Shopee

 Alasan Arrizal bergabung di Shopee karena marketplace ini cukup menjanjikan dengan gebrakan-gebrakan  yang berani memberikan ‘bakar uang’, mengeluarkan gratis ongkir serta cashback dengan berbelanja nominal tertentu yang bisa menarik daya beli konsumen dan bisa menyaingi marketplace lain meskipun Shopee masih terbilang baru.

“Dan  saya rasa ide tersebut bisa dibilang cukup gila untuk menarik minat saya bergabung ke Shopee sebagai jembatan untuk mempertemukan antara seller dan buyer. Dan saya juga memiliki memprediksi bahwa Shopee nantinya pasti akan memunculkan ide-ide gila lain  dan saya rasa akan ada gebrakan-gebrakan lebih hebat lagi dari para eksekutif Shopee untuk menjadikan Shopee sebagai marketplace yang lebih unggul lagi,”komentar Arrizal soal Shopee.

Sebelum bergabung dengan Shopee, omset yang diperoleh Arrizal kurang dari Rp5 juta per bulan. Karena berjualan online kecil-kecilan dan saat itu  hanya sebagai bisnis sampingan dan dropshiper saja. Setelah bergabung di Shopee, memang awalnya tidak langsung seperti sekarang ini. Omset naik perlahan-lahan, step by step setiap tahunnya hingga sampai saat ini untuk omset yang bisa Arrizal capai bisa tembus hingga  Rp500 juta per bulan.

Bagi Arrizal, Shopee sangat membantu sekali untuk penjual UMKM seperti dirinya dan yang lainnya. Karena dari Shopee, tokonya dapat menjangkau pembeli baik itu dari Sabang sampai Merauke. Bahkan akhir-akhir ini, Shopee juga meluncurkan program unggulan untuk seller-seller tertentu pilihan Shopee agar ikut program ekspor ke luar negeri yang sekiranya membantu mengenalkan produk UMKM lokal buatan Indonesia agar terkenal di kancah internasional.

“Program ekspor ini  adalah program Afiliasi Seller Pilihan Shopee yang dapat mengekspor produknya ke beberapa negara, dimana Shopee juga membuka layanan di negara tersebut seperti di Malaysia, Singapura, Pilipina, Thailand, Vietnam, Brazil dan Meksiko. Saya sendiri telah bergabung dengan program ekspor Shopee sejak tahun 2019,”ungkapnya.

Untuk proses pengiriman produk keluar negeri, Arrizal harus mengirim paket sesuai pesanan buyer luar negeri ke gudang Shopee di daerah Jakarta. Selanjutnya, Shopee yang akan mengatur prosesnya mulai dari pengiriman paket ke tujuan sampai paket diterima dengan aman oleh buyer di luar negeri. Dan setelah buyer mengkonfirmasi pesanan diterima maka saldo otomatis masuk ke saldo aplikasi Shopee Arrizal.

Pembelian buyer dari luar negeri, diakui Arrizal, memang tidak sebanyak seperti buyer dalam negeri, tapi  hampir setiap hari selalu ada orderan masuk dari buyer luar negeri yang datang dari beberapa negara. “Saya berjualan produk campur baik lokal dan impor. Tentunya, kalau buyer luar negeri biasanya produk lokal Indonesia karena mungkin di negaranya masih jarang ada di pasaran. Dalam satu pesanan memang tidak ada batas minimal walaupun buyer hanya membeli 1 produk pun akan tetap kami layani dengan senang hati. Produk yang mereka beli seperti rak sepatu gantung, rak tas, rak jilbab gantung, dan sebagainya,”tambah Arrizal sembari mengingatkan kepada para UMKM lainnya untuk mulai melakukan digitalisasi bisnis dengan bergabung di marketplace. Karena sudah terbukti, penjualan bisa terbantu dan omzet terus meningkat. (noer soetantini)

Teks foto :

1.Karyawan saat melakukan oemilihan produk sesuai order pemesanan.

2.Kesibukan karyawan Arrizal di bagian pengemasan produk.

3.Bagian packaging sebelum produk dibawa ke bagian pengiriman barang.

4.Arrizal (tengah bercelana pendek berkaos abu-abu).

Foto : Noer Soetantini/Arrizal.

Advertising
Advertising
Pemadam Kebakaran
Surabaya Pusat
031-3533843-44
Surabaya Utara
031-3712208
Surabaya Timur
031-8411113
Surabaya Barat
031-7490486
Surabaya Selatan
031-7523687
Rumah Sakit & Klinik
RSUD Dr. Sutomo
031-5020079
RS Darmo
031-5676253
RS ST Vincentius A Paulo
031-5677562
RS William Booth
031-5678917
RS Adi Husada
031-5321256
Kepolisian
Polda Jatim
(031) 8280748
Polrestabes
(031) 3523927